Misteri Ukiran Stegosurus Di Kuil Kamboja
18.46
Ta Prohm adalah sebuah kuil yang dibangun oleh peradaban Khmer sekitar tahun 1181 Masehi. Kuil ini ditemukan kembali pada abad ke-16 oleh para misionaris katolik dan penjelajah Portugis.


Ukiran hewan ini begitu populer di kalangan pemandu wisata yang sering bertanya kepada para turis apakah mereka percaya Dinosaurus masih hidup 800 tahun yang lalu. Lalu mereka akan menunjukkan gambar ini kepada para turis. Apakah mungkin ukiran itu sebuah tipuan modern yang dibuat untuk menipu para turis? ataukah ukiran itu benar-benar sebuah artefak kuno seperti yang lain ? Mungkinkah para pendiri kuil tersebut pernah menyaksikan fosil Stegosaurus, atau bahkan pernah menjumpai makhluk tersebut dalam keadaan hidup ?

Namun saya memiliki teori sendiri. Saya berpendapat bahwa ukiran tersebut adalah benar seekor Stegosaurus. Inilah sebabnya :
Pertama, Saya membandingkan ukiran Stegosaurus tersebut dengan ukiran hewan-hewan lain di kuil itu. Saya menemukan banyak ukiran hewan lain di kuil itu tidak memiliki ornamen di dalam lingkaran. Seperti gambar di bawah ini :



Jadi saya berkesimpulan bahwa ukiran tersebut adalah benar-benar ukiran Stegosaurus. Namun ada kemungkinan ukiran itu ditambahkan setelah tahun 1877 oleh tangan jahil dari seseorang yang hendak membuat bingung orang lain. Hal ini terjadi di Katedral Salamanca di Spanyol yang dibangun pada tahun 1102. Pada dinding katedral yang berumur 900 tahun tersebut ditemukan ukiran seseorang dengan baju astronot lengkap. Hal ini memicu diskusi berkepanjangan di internet. Hanya sedikit yang mengetahui bahwa ukiran itu sebenarnya ditambahkan pada tahun 1992 ketika Katedral direstorasi. Bisa saja hal yang sama terjadi di kuil Ta Prohm. Namun sampai saat ini tidak ada informasi bahwa penambahan ukiran itu pernah dilakukan.
Atau mungkin..... Stegosaurus memang pernah berkeliaran di Kamboja 800 tahun yang lalu.
Misteri Angka 13
07.31Di seantero dunia terdapat bermacam-macam kepercayaan, mitos, dan legenda, yang tidak terhitung banyaknya. Bagi kaum rasionalis, kepercayaan-kepercayaan orang-orang tua ini seharusnya ikut mati sejalan dengan modernisasi yang merambah seluruh sisi kehidupan manusia. Namun demikiankah yang terjadi? Ternyata tidak.
Di dalam tatanan masyarakat modern, kepercayaan-kepercayaan tahayul ini ternyata tetap eksis dan bahkan berkembang dan merasuk ke dalam banyak segi kehidupan masyarakatnya. Kepercayaan-kepercayaan ini bahkan ikut mewarnai arsitektural kota dan juga gedung-gedung pencakar langit.
Sebagai contoh kecil, di berbagai gedung tinggi di China, tidak ada yang namanya lantai 13 dan 14. Menurut kepercayaan mereka, kedua angka tersebut tidak membawa hoki. Di Barat, angka 13 juga dianggap angka sial. Demikian pula di berbagai belahan dunia lainnya. Kalau kita perhatikan nomor-nomor di dalam lift gedung-gedung tinggi dunia, Anda tidak akan jumpai lantai 13. Biasanya, setelah angka 12 maka langsung ‘loncat’ ke angka 14. Atau dari angka 12 maka 12a dulu baru 14. Fenomena ini terdapat di banyak negara dunia, termasuk Indonesia.
Mengapa angka 13 dianggap angka yang membawa kekurang-beruntungan? Sebenarnya, kepecayaan tahayul dan aneka mitos yang ada berasal dari pengetahuan kuno bernama Kabbalah. Kabalah merupakan sebuah ajaran mistis kuno, yang telah dirapalkan oleh Dewan Penyihir tertinggi rezim Fir’aun yang kemudian diteruskan oleh para penyihir, pesulap, peramal, paranormal, dan sebagainya—terlebih oleh kaum Zionis-Yahudi yang kemudian mengangkatnya menjadi satu gerakan politis—dan sekarang ini, ajaran Kabbalah telah menjadi tren baru di kalangan selebritis dunia.
Bangsa Yahudi sejak dahulu merupakan kaum yang secara ketat memelihara Kabbalah. Di Marseilles, Perancis Selatan, bangsa Yahudi ini membukukan ajaran Kabbalah yang sebelumnya hanya diturunkan lewat lisan dan secara sembunyi-sembunyi. Mereka juga dikenal sebagai kaum yang gemar mengutak-atik angka-angka (numerologi), sehingga mereka dikenal pula sebagai sebagai kaum Geometrian.
Menurut mereka, angka 13 merupakan salah satu angka suci yang mengandung berbagai daya magis dan sisi religius, bersama-sama dengan angka 11 dan 666. Sebab itu, dalam berbagai simbol terkait Kabbalisme, mereka selalu menyusupkan unsur angka 13 ke dalamnya. Kartu Tarot misalnya, itu jumlahnya 13. Juga Kartu Remi, jumlahnya 13 (As, 2-9, Jack, Queen, King).
Penyisipan simbol angka 13 terbesar sepanjang sejarah manusia dilakukan kaum ini ke dalam lambang negara Amerika Serikat. The Seal of United States of America yang terdiri dari dua sisi (Burung Elang dan Piramida Illuminati) sarat dengan angka 13.
Inilah buktinya:
-13 bintang di atas kepala Elang membentuk Bintang David.
-13 garis di perisai atau tameng burung.
-13 daun zaitun di kaki kanan burung.
-13 butir zaitun yang tersembul di sela-sela daun zaitun.
-13 anak panah.
-13 bulu di ujung anak panah.
-13 huruf yang membentuk kalimat ‘Annuit Coeptis’
-13 huruf yang membentuk kalimat ‘E Pluribus Unum’
-13 lapisan batu yang membentuk piramida.
-13 X 9 titik yang mengitari Bintang David di atas kepala Elang.
Selain menyisipkan angka 13 ke dalam lambang negara, logo-logo perusahaan besar Amerika Serikat juga demikian seperti logo McDonalds, Arbyss, Startrek. Com, Westel, dan sebagainya. Angka 13 bisa dilihat jika logo-logo ini diputar secara vertikal. Demikian pula, markas besar Micosoft disebut sebagai The Double Thirteen atau Double-13, sesuai dengan logo Microsoft yang dibuat menyerupai sebuah jendela (Windows), padahal sesungguhnya itu merupakan angka 1313.
Uniknya, walau angka 13 bertebaran dalam berbagai rupa, bangsa Amerika rupa-rupanya juga menganggap angka 13 sebagai angka yang harus dihindari. Bangunan-bangunan tinggi di Amerika jarang yang menggunakan angka 13 sebagai angka lantainya. Bahkan dalam kandang-kandang kuda pacuan demikian pula adanya, dari kandang bernomor 12, lalu 12a, langsung ke nomor 14. Tidak ada angka 13.
Kaum Kabbalis sangat mengagungkan angka 13, selain tentu saja angka-angka lainnya seperti angka 11 dan 666. Angka ini dipakai dalam berbagai ritual setan mereka. Bahkan simbol Baphomet atau Kepala Kambing Mendez (Mendez Goat) pun dihiasi simbol 13. Itulah sebabnya angka 13 dianggap sebagai angka sial karena menjadi bagian utama dari ritual setan.
Friday the 13th adalah Hari sial?
Berdasarkan hasil penelitian dari Dr Donald Dossey seorang psikoterapi khusus dlm bidang “phobia” = takut dlm bhs Yunani, di AS saja ada lebih dari 21 juta orang yang memiliki penyakit “paraskevidekatriap hobia” atau rasa takut akan hari Jumat tgl 13. Dan menurut laporan dari “The Stress Management Center and
Phobia Institute” di Asheville – AS, tenyata setiap hari Jumat tgl 13, ekonomi Amerika mengalami kerugian antara 800 s/d 900 juta AS$, karena banyak orang yg ogah travelling, bekerja ataupun melakukan
kegiatan bisnis apapun juga.
Kenapa angka 13 adalah angka sial ?
Sedangkan kepercayaan 13 sebagai nomor sial itu timbulnya dari orang Kristen, karena Yudas menduduki kursi yg 13 dan ia menjual Yesus tepat jam 13.00. Disamping itu angka tsb berada satu poin diatas angka sempurna 12 atau melebihi kekuatan puncak, maka dgn mana otomatis akan membawa sial, maklum murid Yesus terdiri dari 12 orang, suku Israel 12, siang-malam 12 jam, bulan 12, dewa Olympus 12.
Bila numerologi Barat memandang angka 13 sebagai angka sial, hal yang sama berlaku pula di masyarakat Cina. Namun mungkin dilihat dari sudut pandang yang berbeda. “Kalau dijumlah 1+3 hasilnya 4. Dan angka ‘empat’ sendiri dalam bahasa Cina bila diucapkan dengan intonasi berbeda (sie) bisa memberikan 2 makna yaitu empat dan mati = sial!
Bahkan kalau dihitung tgl 13 Oktober 2006 ini adalah benar-benar angka sial tulen cobalah Anda jumlahkan: 13-10-2006 = 1+3+1+0+2+6 = 13 (tigabelas lagi)
Dan apabila nama Anda terdiri dari 13 abjad maka ini harus hati2 sebab para pembunuh sadis memiliki nama yg terdiri dari 13 abjad lihat saja: Jack the Rippe, Charles Manson, Theodore Bundy dan Albert De Salvo.
Trikaideka-phobia , takut akan angka 13, sedemikian hebatnya sehingga kalau anda makan malam di Hotel berbintang Savoy di London, dan kebetulan anda datang rame2 ber 13 maka si Manager Hotel Mr Paul, akan cepat2 mengeluarkan mascot dua kucing hitam yg didudukan di kursi khusus , untuk menemani anda sekalian dimeja makan! Biar yg makan jadi 15, kalau tidak, “It is believed that one of the 13 diners will die within a year. Begitu wanti2 sang manager.
Berapa banyak hotel atau permukiman yang pantang mencantumkan angka 13 untuk nomor lantai, kamar, maupun rumah. Lotere di Itali, Perancis tidak ada nomer 13 nya. Begitu juga tidak ada nama jalan di Amerika yang menggunakan 13th Street atau 13th Avenue .
Darimana timbulnya kepercayaan ini? Diduga, Pythagoras – figur seniman, filsuf, dan guru dari abad 6 SM, secara tak langsung mendorong para pengikutnya melahirkan pemahaman baru, numerologi.
Apakah disemua Negara Eropa mereka takut akan Hari Jumat tgl 13 ? Tidak sebab di negara-negara Amerika Latin, di Yunani maupun di Spanyol hari “Selasa” tgl 13 adalah hari sial, sehingga ada pepatah “En martes, ni te cases ni te embarques” = di hari Selasa janganlah melakukan perkimpoian ataupun perjalanan.
Sedangkan di Italy hari sialnya adalah hari Jumat tgl 17.
Tetapi bagaiman dgn di Indonesia ? Disini kita percaya bahwa angka 12 adalah angka sial buktinya orang sering ngomong ‘Cilaka 12″
Manusia Hidup Abadi di tahun 2029 ??
22.49
Ray Kurzweil mengatakan manusia dapat menjadi robot cyborg dalam 20 tahun mendatang. Pria Amerika berusia 61 tahun ini memprediksi penemuanakan datang dan mengatakan pemahaman kita tentang gen dan teknologi komputer meningkat begitu cepat.
Kurzweil Secara teoritis ia mengatakan, saat pemahaman kita meningkat, teknologi nano akan mampu menggantikan banyak organ-organ vital manusia dandapat tersedia dalam 20 tahun ke depan. menambahkan walaupun pernyataannya terdengar sulit dijangkau, pankreas buatan dan implan saraf sudah ada saat ini.
Kurzweil menyebut teorinya sebagai Law of Accelerating Return. Ia juga mengatakan, “saya dan banyak ilmuwan lainnya percaya jika dalam 20 tahun ke depan kita dapat memprogram kembali 'software' tua tubuh kita, dan membalik penuaan. Teknologi nano akan membuat kita hidup selamanya.”
Ia menambahan pada akhirnya nanobot akan menggantikan sel-sel darah dan bekerja lebih efektif. “Dalam kurun waktu 25 tahun, kita dapat melakukan sprint di olimpiade selama 15 menit tanpa mengambil nafas, atau menyelam selama empat jam tanpa oksigen,” katanya.
“Penderita serangan jantung, yang belum memanfaatkan sepenuhnya teknologi jantung bionik yang sudah ada, dengan tenang akan menyetir sendiri ke dokter untuk operasi kecil dibantu oleh bots darah yang membuat mereka tetap hidup,” tambahnya
Misteri Mars Terkuak! Ditemukan 9 Piramida dan Jejak Peradaban Tinggi
04.41
Misteri Fliying Dutchman
18.24
Kisah Kapal Hantu Flying Dutchman ini merupakan salah satu kisah yang sangat terkenal dan telah melegenda di seluruh dunia . Sudah banyak buku ditulis dengan mengangkat cerita legenda ini, bahkan dalam film Pirates of the Caribbean: Dead Man’s Chest (2006) dan Pirates of the Caribbean: At World’s End (2007) kapal hantu ini juga ikut dimunculkan.Menurut cerita rakyat, The Flying Dutchman adalah kapal hantu yang tidak akan pernah bisa berlabuh, tetapi harus mengarungi “tujuh lautan” selamanya. Flying Dutchman selalu terlihat dari kejauhan, kadang-kadang disinari dengan sorot cahaya redup. Banyak versi dari cerita ini.
Menurut beberapa sumber, Legenda ini berasal dari Belanda, sementara itu yang lain meng-claim bahwa itu berasal dari sandiwara Inggris The Flying Dutchman (1826) oleh Edward Fitzball dan novel “The Phantom Ship” (1837) oleh Frederick Marryat, kemudian di adaptasi ke cerita Belanda “Het Vliegend Schip” (The Flying Ship) oleh pastor Belanda A.H.C. Römer.
Versi lainnya termasuk opera oleh Richard Wagner (1841) dan “The Flying Dutchman on Tappan Sea” oleh Washington Irving (1855).Beberapa sumber terpercaya menyebutkan bahwa pada abad 17 seorang kapten Belanda bernama Bernard Fokke (versi lain menyebut kapten “Ramhout Van Dam” atau “Van der Decken”) mengarungi lautan dari Holland ke pulau Jawa dengan kecepatan luar biasa. Ia dicurigai meminta bantuan iblis untuk mencapai kecepatan tadi. Namun ditengah pelayarannya menuju Cape of God Hope tiba-tiba cuaca buruk, sehingga kapal oleng. Lalu seorang awak kapal meminta supaya pelayaran dihentikan .
Tetapi sang kapten tidak mau, lalu dia berkata “aku bersumpah tidak akan mundur dan akan terus menembus badai untuk mencapai kota tujuanku, atau aku beserta semua awak kapalku akan terkutuk selamanya” Tiba -tiba badai menghantam kapal itu sehingga mereka kalah melawan alam. Dan terkutuklah selama-lamanya Sang Kapten bersama para anak kapalnya itu menjadi jasad hidup dan berlayar di tujuh lautan untuk selama-lamanya. Konon, Kapal tersebut dikutuk untuk melayari 7 samudera sampai akhir zaman. lalu cerita itu menyebar sangat cepat ke seluruh dunia.Sumber lain juga menyebutkan munculnya penyakit berbahaya di kalangan awak kapal sehingga mereka tidak diijinkan untuk berlabuh dipelabuhan manapun . Sejak itu, kapal dan awaknya dihukum untuk selalu berlayar, tidak pernah berlabuh/menepi. Menurut beberapa versi, ini terjadi pada tahun 1641, yang lain menebak tahun 1680 atau 1729.
Terneuzen (Belanda) disebut sebagai rumah sang legenda Flying Dutchman, Van der Decken, seorang kapten yang mengutuk Tuhan dan telah dihukum untuk mengarungi lautan selamanya, telah diceritakan dalam novel karya Frederick Marryat - The Phantom Ship dan Richard Wagner opera. Banyak saksi yang mengaku telah melihat kapal hantu ini. Pada tahun 1939 kapal ini terlihat di Mulkzenberg. Pada tahun 1941 seklompok orang di pantai Glencairn menyaksikan kapal berlayar yang tiba - tiba lenyap ketika akan menubruk batu karang. Penampakan The Flying Dutchman kembali terlihat oleh awak kapal laut militer M.H.S Jubilee di dekat Cape Town di bulan agustus 1942.
Bahkan ada suatu catatan kisah tentang pelayaran Christoper Columbus, waktu itu awak kapal Columbus melihat kapal terkatung katung dengan layar mengembang. setelah itu awak yang pertama melihat langsung tewas seketika.Mitos ahir-ahir ini juga mengisahkan apabila suatu kapal modern melihat kapal hantu ini dan awak kapal modern memberi signal, maka kapal modern itu akan tenggelam / celaka. Bagi seorang pelaut, pertemuan yang tak diduga dengan kapal hantu The Flying Dutchman akan mendatangkan bahaya bagi mereka dan konon, ada suatu cara untuk mengelak dari kemungkinan berpapasan dengan kapal hantu tersebut, yakni dengan memasangkan tapal kuda di tiang layar kapal mereka sebagai perlindungan. Selama berabad - abad, legenda The Flying Dutchman menjadi sumber inspirasi para sastrawan dan novelis.
Sejak tahun 1826 Edward Fitzball telah menulis novel The Pantom Ship (1837) yang diangkat dari pengalaman bertemu dengan kapal seram ini. Banyak pujangga terkenal seperti Washington Irving dan Sir Walter Scott juga tertarik mengangkat legenda ini.Istilah Flying Dutchman juga dipakai untuk julukan beberapa atlet sepakbola, terutama para pemain ternama asal Belanda. Ironisnya, bintang veteran negeri Orange, Dennis Bergkamp justru dikenal sebagai orang yang phobia atau takut untuk terbang, sehingga ia dijuluki The Non-Flying Dutchman. Beberapa Laporan Penampakan The Flysing Dutchman yang sempat didokumentasikan yaitu :
1823 : Kapten Oweb , HMS Leven mengisahkan telah dua kali melihat sebuah kapal kosong terombang ambing ditengah lautan dari kejauhan , namun dalam sekejap mata kapal tersebut kemudian menghilang.
1835 : Dikisahkan pada tahun itu , sebuah kapal berbendera Inggris yang terkepung oleh badai ditengah samudera, didatangi oleh sebuah kapal asing yang disebut-sebut sebagai Kapal Hantu The Flying Dutchman , kemudian secara tiba-tiba kapal asing tersebut mendekat dan seakan-akan ingin menabrak kapal mereka , namun anehnya sebelum keduanya saling berbenturan kapal asing tersebut kemudian lenyap seketika.
1881 : Tiga orang anak kapal HMS Bacchante termasuk King George V telah melihat sebuat kapal tak berawak yang berlayar menentang arus kapal mereka. Keesokan harinya , salah seorang daripada mereka ditemui mati dalam keadaan yang mengerikan.
1879 : Anak kapal SS Pretoria juga mengaku pernah melihat kapal hantu tersebut.1939 : kapal ini terlihat di Mulkzenberg , beberapa orang yang menyaksikannya terkejut kerana kapal usang tersebut tiba-tiba menghilang
1941 : Beberapa saksi mata dipantai Glencairn melaporkan sebuah kapal usang yang menabrak batu karang dan terpecah belah , namun setelah dilakukan penyelidikan di TKP , tidak ada tanda-tanda dari bangkai kapal tersebut.
1942 : Empat orang saksi telah melihat sebuah kapal kosong memasuki perairan Table Bay kemudian menghilang.Seorang pegawai telah mendokumentasikan penemuan tersebut di dalam catatan hariannya.
1942 : Penampakan The Flying Dutchman kembali terlihat oleh awak kapal laut militer M.H.S Jubilee di dekat Cape Town di bulan agustus 19421959 : Awak kapal Straat Magelhaen kembali melaporakan melihat sebuah kapal misterius yang terombang-ambing ditengah lautan dalam keadaan kosong dengan teleskopnya.
Markas Alien di dasar danau-danau Russia
06.16
sumber : X-file Enigma
Misteri Manusia Purba kerdil
05.19
Para ilmuwan telah menemukan fosil-fosil tengkorak dari suatu spesies manusia yang tumbuh tidak lebih besar dari kanak-kanak berusia lima tahun di goa di Flores, Indonesia. Manusia kerdil yang memiliki tengkorak seukuran buah jeruk ini diduga hidup 13.000 tahun lalu. Penemunya adalah ilmuwan-ilmuwan Indonesia dan Australia. Para ilmuwan yakin tengkorak yang mereka temukan ini berasal dari spesies manusia yang benar-benar baru bagi dunia ilmu pengetahuan.
Tengkorak pertama dari spesies yang kemudian disebut sebagai Homo floresiensis atau Manusia Fores itu ditemukan September 2003. Ia berjenis kelamin perempuan, tingginya saat berdiri tegak kira-kira satu meter, dan beratnya hanya 25 kilogram. Ia diduga berumur sekitar 30 tahun saat meninggal 18.000 tahun lalu.
Tengkorak dan tulang belulangnya ditemukan dalam sebuah lokasi endapan di goa Liang Bua, dimana dijumpai pula beberapa peralatan batu dan tulang belulang gajah kerdil, hewan-hewan pengerat sebesar anjing, kura-kura raksasa, dan tulang Komodo. Perbandingan ukuran tengkorak Homo floresiensis dengan tengkorak manusia modern, Homo sapiens. Karena ukurannya, Homo floresienses dianggap sebagai penemuan paling spektakuler dalam dunia paleoanthropology sejak setengah abad ini, dan dilukiskan sebagai spesies manusia paling ekstrim yang pernah ditemukan.
Mereka tinggal di Flores sekitar 13.000 tahun lalu, yang artinya mereka ada saat manusia modern (Homo sapiens) juga ada. “Menemukan makhluk yang berjalan dengan dua kaki dan berotak kecil pada periode waktu dimana manusia modern telah eksis adalah sesuatu yang amat menakjubkan,” kata Peter Brown, seorang paleoanthropologis dari Universitas New England di New South Wales, Australia.
“Penemuan ini benar-benar tidak disangka,” kata Chris Stringer, direktur program Human Origins di Museum Natural History, London. “Menemukan manusia purba di Flores saja sudah hebat. Bahwa mereka berukuran hanya satu meter dan memiliki otak seperti otak simpanse adalah hal yang lebih menakjubkan. Dan fakta keberadaan mereka yang hidup 20.000 tahun lalu, dimana nenek moyang manusia modern mungkin pernah bertemu mereka adalah hal yang sungguh-sungguh luar biasa.”
Para peneliti memperkirakan orang-orang kerdil ini hidup di Flores sejak sekitar 95.000 tahun lalu hingga setidaknya 13.000 tahun lalu. Mereka mendasarkan teori ini atas perhitungan karbon terhadap tulang belulang dan peralatan batu yang ditemukan bersama fosil. Orang-orang kerdil ini mungkin bangsa pemburu karena ditemukan pula bilah-bilah pisau batu, ujung panah atau tombak, serta peralatan memotong lain.
Dalam komentarnya di majalah Nature, Marta Mirazón Lahr dan Robert Foley, keduanya dari Leverhulme Centre for Human Evolutionary Studies di Universitas Cambridge, mendeskripsikan Homo floresiensis sebagai spesies yang akan mengubah pandangan kita mengenai geografi evolusi manusia, biologi, dan kebudayaan purba.
Penemuan ini menunjukkan bahwa genus Homo ternyata lebih bervariasi dan lebih luwes dalam kemampuan adaptasinya dibanding perkiraan semula. Genus Homo sendiri termasuk di dalamnya adalah manusia modern (Homo sapiens), Homo erectus, Homo habilis, dan Neandertals, memiliki ciri-ciri adanya rongga otak yang relatif besar, posturnya tegak, dan mampu membuat peralatan.
“Homo floresiensis adalah tambahan bagi daftar spesies manusia yang hidup pada waktu bersamaan dengan manusia modern. Saya kira orang-orang akan terkejut mendengar beberapa ribu tahun lalu kita tidak sendirian,” kata Brown.
Walau tubuhnya lebih kecil, otaknya lebih mungil, dan mempunyai anatomi tubuh yang merupakan perpaduan primitif dan modern, spesies ini tetap dimasukkan dalam genus Homo. Para peneliti menduga orang-orang kerdil ini berevolusi dari ukuran manusia normal, yakni dari populasi Homo erectus yang mencapai Flores sekitar 840.000 tahun lalu.
“Secara fisik mereka berukuran sama dengan anak-anak manusia modern berusia tiga tahunan, namun dengan rongga otak hanya sepertiganya,” kata Richard Roberts, seorang geochronologist dari Universitas Wollongong, Australia. “Mereka memiliki lengan lebih panjang, tulang alis lebih tebal, dahi yang miring, dan tidak mempunyai dagu.”
Rahang bawahnya diisi gigi-gigi besar tumpul seperti gigi Australopithecus, manusia purba yang hidup di Afrika lebih dari tiga juta tahun lalu. Gigi depannya lebih kecil seperti gigi manusia modern. Lobang mata manusia Flores ini besar dan bulat, dan tulang pinggulnya tampak primitif, mirip bangsa kera. Walau secara keseluruhan tidak terlihat seperti manusia modern, beberapa perilaku mereka sungguh mirip manusia.
Orang-orang Flores ini menggunakan api dalam perapian untuk memasak. Mereka juga berburu stegodon, sejenis gajah kerdil primitif yang hidup di sana. Walau kerdil, seekor stegodon bisa mencapai berat 1.000 kilogram, dan pasti merupakan tantangan besar bagi pemburu-pemburu dengan ukuran tubuh seperti anak-anak. Artinya perburuan haruslah dilakukan dengan komunikasi efektif dan perencanaan, kata para peneliti.
Hampir seluruh fosil stegodon yang berkaitan dengan manusia kerdil itu berasal dari hewan muda, menunjukkan bahwa orang-orang itu memilih untuk memburu stegodon kecil. Dari fosil yang dijumpai, makanan orang-orang Flores itu termasuk ikan, katak, ular, kura-kura, burung, dan hewan-hewan pengerat.
Mereka itu bukanlah jenis yang bodoh karena berhasil bertahan berdampingan dengan jenis kita setidaknya selama 30.000 tahun tanpa kita sadari. Mereka juga bisa membuat beberapa peralatan batu, memburu gajah pigmi, dan menyeberangi setidaknya dua laut untuk mencapai Flores dari Asia. Dan uniknya dengan otak yang hanya sepertiga otak kita. Namun mereka, bersama dengan gajah-gajah kerdil punah akibat letusan gunung api besar.
Di lain pihak, tidak ada bukti bahwa nenek moyang manusia modern pernah mencapai Flores sebelum 11.000 tahun lalu, sehingga tidak diketahui apakah Homo floresiensis pernah bertemu dengan jenis kita. Para ilmuwan menemukan sisa-sisa mereka bersama stegodon hanya di bawah lapisan debu vulkanis berusia 12.000 tahun, sedangkan sisa-sisa manusia modern ditemukan di atas lapisan itu.
Yang jelas, rumor, mitologi, dan legenda mengenai makhluk-makhluk kerdil sudah beredar di Flores selama berabad-abad. Penduduk setempat diketahui sering menceritakan mengenai Ebu Gogo, manusia kerdil berbulu yang tingginya hanya satu meteran. Ebu Gogo diceritakan bisa berkomunikasi dengan sesamanya dalam bahasa yang terdengar seperti menggumam dan bisa menirukan ucapan manusia seperti halnya burung beo. Cerita turun temurun itu bisa jadi berarti mereka pernah berinteraksi dengan manusia modern.
“Dilihat dari perspektif regional, jelas ada manusia modern di Australia sejak setidaknya 40.000 tahun lalu, dan di Kalimantan sejak 43.000 tahun lalu,” kata Roberts. “Sehingga ada waktu dimana manusia dan orang kerdil hidup dalam periode sama antara 40.000 hingga 18.000 tahun lalu. Namun bagaimana interaksi mereka, kita tidak tahu sama sekali, sebelum memperoleh bukti-bukti lebih jelas.”
Para ilmuwan juga berkeinginan meneliti bagaimana dan mengapa Homo floresiensis memiliki tubuh begitu kecil. Ketika fosilnya ditemukan pertama kali, mereka menyangka itu adalah fosil anak kecil. Bisa dimaklumi karena sejauh ini tidak ada catatan adanya bangsa yang sekerdil itu. Orang pigmi di Afrika saja lebih tinggi dengan ukuran tubuh rata-rata 1,4 hingga 1,5 meter.
Salah satu penjelasan mengenai hal itu adalah bahwa selama ribuan tahun, orang-orang ini menjadi makin kecil karena kondisi alam menjadikan mereka kecil. Mamalia-mamalia yang menjadi kerdil di pulau-pulau Flores juga mendukung teori itu. Sebabnya antara lain karena di sana hanya ada sedikit saja persedian makanan, sedikit hewan pemangsa, dan sedikit spesies yang berebut wilayah. Karena kebutuhan energi per harinya sedikit, maka tidak diperlukan tubuh besar untuk bertahan.
Tentu saja tidak ada bukti yang membenarkan teori di atas. “Yang jelas tidak ada fosil manusia berbadan besar yang ditemukan di Flores bersama peralatan-peralatan batu berusia 840.000 tahun lalu,” kata Brown. “Artinya mereka mungkin tidak mengerdil di sana karena tidak ada bukti nenek moyangnya bertubuh besar. Mereka mungkin tiba sudah dalam postur kecil.”
Misteri KRAKEN
19.58
nah, saatnya pembahasan tentang Cryptozoology, yaitu tentang makhluk2 yang keberadaannya misterius, entah itu ada atau tidak, yg jelas Cryptozoology termasuk ilmu yg menarik, skrg gwa akan menceritakan tentang KRAKEN.
Misteri Kapal Mary Celeste
21.33
Pada kesempatan kali ini, akan dijelaskan tentang satu kisah misteri perkapalan yang sangat terkenal dan sampai saat ini belum berhasil terpecahkan. Kisah ini barangkali ada sangkut-pautnya dengan suatu kawasan maut yang disebut “Segitiga Bermuda”.Pada 4 November 1872 , sebuah kapal layar jenis square-rigged brigantine bernama Mary Celeste telah meninggalkan pelabuhan New York, Amerika Serikat menuju ke Italia. Pada 4 Desember, Crew Kapal Dei Gratia menemukan kapal ini hanyut ditengah samudera dalam keadaan kosong tanpa awak, benar-benar tidak ada seorang pun manusia di atasnya.Anehnya, tidak ada tanda-tanda bahwa telah terjadi suatu kekacauan di atas Mary Celeste , tidak ada suatu tanda-tanda bahwa kapal itu sebelumnya telah diserang oleh para perompak. Kondisi didalam kapal itu sendiri masih sangat bersih dan rapi, seluruh benda berharga milik awak kapal yang berada didalam-nya juga masih utuh.Catatan terakhir dalam buku catatan pelayaran Mary Celeste telah dibuat oleh sang kapten , Benjamin Spooner Briggs sepuluh hari sebelum Dei Gratia menemukan kapal itu. Kapten Briggs hanya menyebutkan bahwa pada waktu dia menulis catatan tersebut, cuaca kelihatan buruk, dan mungkin akan terjadi badai beberapa saat lagi. Hanya itu saja yang dituliskan olehnya.
Ada sebuah ilustrasi, saat Crew Dei Gratia menemukan Mary Celeste berlayar tanpa awak di tengah samudera.Andaikan jika Mary Celeste telah ditinggalkan oleh para awaknya akibat terjangan ombak besar akibat badai, apakah sebabnya semua anak kapal meninggalkannya, sedangkan tidak ditemukan satupun kerusakan pada tubuh kapal?Dan mengapa pula barang-barang di atas kapal itu tidak berserakan/berantakan apabila sebuah kapal dihantam oleh terjangan ombak besar akibat badai tersebut? Bahkan ada sebotol obat batuk yang telah dibuka tetapi tidak tumpah di atas kapal itu. Di atas meja kapten, terdapat tanda-tanda bahwa dia sedang akan sarapan. Kapten Briggs bahkan telah memecahkan bagian atas sebutir telur setengah matangnya, dan kemudian ditinggalkan begitu saja.Ketika ditemui, Mary Celeste didapati berlayar tepat mengikuti arah yang sepatutnya ia ambil tanpa ada seorangpun yang mengemudikannya.
Misteri Segitiga bermuda
04.42
Sebelum saya memulai artikel yg kali ini saya ingin mengatakan beberapa hal kepada para pembaca setia DZN alias DarkzeroNews.Sebenarnya belakangan ini saya jadi lebih jarang mengupdate blog ini karena otak saya sudah blank 100%! Sungguh !saya sudah berkali-kali surfing di Dunia Maya tapi belum juga menemukan Artikel yg menarik.sebenarnya saya sudah mendapatkan beberapa E-mail referensi dari para pembaca maupun teman-teman saya,banyak dari mereka yg menganjurkan pada saya bermacam-macam hal ,mulai darianjuran untuk membahas artikel2 tertentu sampai anjuran untuk mengganti template blog ini.Saya mengucapkan banya terimakasih pada para pembaca yg sudah mengirimkan email referensi pada saya .
untuk kali ini saya akan membahas tentang Misteri segitiga bermuda "request" dari salah satu pembaca DZN.Silahkan menikmati.
Sekitar 1492, ketika dirinya akan mengakhiri perjalanan jauhnya menuju dunia barunya, Amerika, Columbus sempat menyaksikan fenomena aneh di wilayah ini. Di tengah suasana laut yang terasa aneh, jarum kompas di kapalnya beberapa kali berubah-ubah. Padahal cuaca saat itu begitu baik.
Lebih dari itu, tak jauh dari kapal, pada suatu malam tiba-tiba para awaknya dikejutkan dengan munculnya bola-bola api yang terjun begitu saja ke dalam laut. Mereka juga menyaksikan lintasan cahaya dari arah ufuk yang kemudian menghilang begitu saja.
Begitulah Segitiga Bermuda. Di wilayah ini, indera keenam memang seperti dihantui ’suasana’ yang tak biasa. Namun begitu rombongan Columbus masih terbilang beruntung, karena hanya disuguhi ‘pertunjukkan’. Lain dengan pelintas-pelintas yang lain.
Menurut catatan kebaharian, peristiwa terbesar yang pernah terjadi di wilayah ini adalah lenyapnya sebuah kapal berbendera Inggris, Atalanta, pada 1880. Tanpa jejak secuilpun, kapal yang ditumpangi tiga ratus kadet dan perwira AL Inggris itu raib di sana. Selain Atalanta, Segitiga Bermuda juga telah menelan ratusan kapal lainnya.
Di lain kisah, Segitiga Bermuda juga telah membungkam puluhan pesawat yang melintasinya. Peristiwa terbesar yang kemudian terkuak sekitar 1990 lalu adalah raibnya iring-iringan lima Grumman TBF Avenger AL AS yang tengah berpatroli melintas wilayah laut ini pada siang hari 5 Desember 1945. Setelah sekitar dua jam penerbangan komandan penerbangan melapor, bahwa dirinya dan anak buahnya seperti mengalami disorientasi. Beberapa menit kemudian kelima TBF Avenger ini pun raib tanpa sempat memberi sinyal SOS.
Anehnya, misteri Avenger tak berujung di situ saja. Ketika sebuah pesawat SAR jenis Martin PBM-3 Mariner dikirim mencarinya, pesawat amfibi gembrot dengan tigabelas awak ini pun ikut-ikutan lenyap. Hilang bak ditelan udara. Keesokan harinya ketika wilayah-wilayah laut yang diduga menjadi tempat kecelakaan keenam pesawat disapu enam pesawat penyelamat pantai dengan 27 awak, tak satu pun serpihan pesawat ditemukan. Ajaib.
Tahun demi tahun berlalu. Sekitar 1990, tanpa dinyana seorang peneliti berhasil menemukan onggokan kerangka pesawat di lepas pantai Fort Launderdale, Florida. Betapa terkejutnya orang-orang yang menyaksikan. Karena, ketika dicocok kan, onggokan metal itu ternyata bagian dari kelima TBF Avenger.
Kisah ajaib lainnya adalah hilangnya pesawat transpor C-119 Flying Boxcar pada 7 Juni 1965. Pesawat tambun mesin ganda milik AU AS bermuatan kargo ini, hari itu pukul 7.47 lepas landas dari Lanud Homestead. Pesawat dengan 10 awak ini terbang menuju Lapangan Terbang Grand Turk, Bahama, dan diharapkan mendarat pukul 11.23.
Pesawat ini sebenarnya hampir menuntaskan perjalanannya. Hal ini diketahui dari kontak radio yang masih terdengar hingga pukul 11. Sesungguhnya memang tak ada yang mencurigakan. Kerusakan teknis juga tak pernah dilaporkan. Tetapi Boxcar tak pernah sampai tujuan.
“Dalam kontak radio terakhir tak ada indikasi apa-apa bahwa pesawat tengah mengalami masalah. Namun setelah itu kami kehilangan jejaknya,” begitu ungkap juru bicara Penyelamat Pantai Miami. “Besar kemungkinan pesawat mengalami masalah kendali arah (steering trouble) hingga nyasar ke lain arah,” tambahnya.
Seketika itu pula tim SAR terbang menyapu wilayah seluas 100.000 mil persegi yang diduga menjadi tempat kandasnya C-119. Namun hasilnya benar-benar nihil. Sama seperti hilangnya pesawat-pesawat lainnya di wilayah ini, tak satu pun serpihan pesawat atau tubuh manusia ditemukan.
“Benar-benar aneh. Sebuah pesawat terbang ke arah selatan Bahama dan hilang begitu saja tanpa jejak,” demikian komentar seorang veteran penerbang Perang Dunia II.
Seseorang dari Tim SAR mengatakan, kemungkinan pesawat jatuh di antara Pulau Crooked dan Grand Turk. Bisa karena masalah struktur, ledakan, atau kerusakan mesin. Kalau memang pesawat meledak, kontak radio memang pasti tak akan pernah terjadi, tetapi seharusnya kami bisa menemukan serpihan pecahannya. Begitu pula jika pesawat mengalami kerusakan, mestinya sang pilot bisa melakukan ditching (pendaratan darurat di atas air). Pasalnya, cuaca saat itu dalam keadaan baik. Dalam arti langit cerah, ombak hanya sekitar satu meter, dan angin hanya 15 knot.
Analisis selanjutnya memang mengembang kemana-mana. Namun tetap tidak menghasilkan apa-apa. Kasus C-119 Flying Boxcar pun terpendam begitu saja, sampai akhirnya pada tahun 1973 terbit artikel dari International UFO Bureau yang mengingatkan kembali sejumlah orang pada kasus ajaib tersebut.
Dalam artikel ini dimuat kesaksian astronot Gemini IV, James McDivitt dan Edward H. White II, yang justru membuat runyam masalah. Rupanya pada saat-saat di sekitar raibnya C-119, dia kebetulan tengah mengamati wilayah di sekitar Karibia. Gemini kebetulan memang sedang mengawang-awang di sana. Menurut catatan NASA, pada 3 sampai 7 Juni 1965 keduanya tengah melakukan eksperimen jalan-jalan ke luar kapsul Gemini dengan perlengkapan yang dirahasiakan.
Menurut Divitt, dia melihat sebuah pesawat tak dikenal (UFO) dengan semacam lengan mekanik kedapatan sedang meluncur di atas Karibia. Beberapa menit kemudian Ed White pun menyaksikan obyek lainnya yang serupa. Sejak itulah lalu merebak isu, C-119 diculik UFO. Para ilmuwan pun segera tertarik menguji kesaksian ini. Tak mau percaya begitu saja, mereka mengkonfirmasi obyek yang dilihat kedua astronot dengan satelit-satelit yang ada disekitar Gemini IV. Boleh jadi ‘kan yang mereka salah lihat ? Maklum saat itu (hingga kini pun), banyak pihak masih menilai sektis terhadap kehadiran UFO.
Ketika itu kepada kedua astronot disodori gambar Pegasus 2, satelit raksasa yang memang memiliki antene mirip lengan sepanjang 32 meter dan sejumlah sampah satelit yang ada di sekitar itu. Namun baik dari bentuk dan jarak, mereka menyanggah jika telah salah lihat.
“Sekali lagi saya tegaskan, dengan menyebut UFO ‘kan tak berarti saya menunjuk pesawat ruang angkasa dari planet lain. Pengertian UFO sangat universal. Bahwa jika saya melihat pesawat yang menurut penilaian saya tak saya kenal, tidakkah layak jika saya menyebutnya sebagai UFO?” sergah Divitt.
Begitulah kasus C-119 Flying Boxcar yang tak pernah terpecahkan hingga kini. Diantara kapal atau pesawat yang raib di wilayah Segitiga Bermuda kisahnya memang senantiasa sama. Terjadi ketika cuaca sedang baik, tak ada masalah teknis, kontak radio berjalan biasa, tetapi si pelintas tiba-tiba menghilang begitu saja. Tanpa meninggalkan jejak sama sekali.
Banyak teori kemudian dihubung-hubungkan dengan segala kejadian di sana. Ada yang menyebut teori pelengkungan waktu, medan gravitasi terbalik, abrasi atmosfer, dan ada juga teori anomali magnetik-gravitasi. Selain itu ada juga yang mengaitkannya dengan fenomena gampa laut, serangan gelombang tidal, hingga lubang hitam (black-hole) yang hanya terjadi di angkasa luar sana. Aneh-aneh memang analisanya, namun tetap saja tak ada satu pun yang bisa menjelaskannya.